@Judislot888star
Penelitian ini menyoroti pentingnya memantau dan mengelola beban kerja mental, tidak hanya untuk meningkatkan performa pemain tetapi juga untuk menjaga kesehatan mental mereka dalam jangka panjang. Sebelumnya, evaluasi beban kerja mental sering dilakukan menggunakan alat ukur subjektif seperti NASA-Task Load Index (NASA-TLX). Namun, metode ini memiliki keterbatasan karena bergantung pada persepsi individu. Dengan perkembangan teknologi pemantauan fisiologis, kini dimungkinkan untuk melengkapi laporan subjektif dengan data objektif, seperti HRV dan EDA. Kombinasi data ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang beban kerja mental, terutama dalam lingkungan esports yang penuh tekanan. Pendekatan berbasis pembelajaran mesin juga disebutkan sebagai alat yang membantu menganalisis pola kompleks dalam data fisiologis, memberikan prediksi yang lebih akurat terkait beban kerja mental. Anak-anak dan remaja dengan gangguan kesehatan mental cenderung mengalami gejala sepanjang hidup mereka, yang meningkatkan risiko putus sekolah, penyalahgunaan zat, pikiran bunuh diri, berkurangnya aktivitas fisik, dan penggunaan layanan kesehatan mental dalam jangka waktu yang lebih lama. Gangguan mental pada remaja dapat mengganggu perkembangan dan fungsi normal mereka. Oleh karena itu, status fungsional muncul sebagai ukuran penting dari hasil, karena menilai bagaimana remaja dengan gangguan mental bertahan dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut. Status fungsional mengacu pada disabilitas yang dialami pasien karena kondisi kesehatan mereka dalam domain apa pun. Ini mencerminkan kapasitas individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hasil penelitian ini, Hampir setengah dari remaja dengan gangguan mental memiliki keterlibatan aktivitas, harapan, dan kemampuan berbicara dalam kategori baik. Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) adalah tugas rutin harian yang dilakukan orang, termasuk makan, berpakaian, bergerak, dan berinteraksi dengan orang lain, seperti keluarga dan masyarakat. Remaja dengan gangguan mental harus terlibat aktif dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian mereka sesuai dengan kemampuan mereka. Pengasuh keluarga perlu memahami kemampuan remaja dengan lebih baik dan mendukung mereka dalam tugas sehari-hari. Terlibat dalam kegiatan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan perawatan diri remaja dan memenuhi kebutuhan mereka. Remaja dengan gangguan mental harus didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian mereka berdasarkan kemampuan mereka.